BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan
zaman yang begitu pesat
seperti saat ini diikuti pula
dengan pesatnya perkembangan intelektual manusia. Banyak sekali pengetahuan
yang perlu untuk dikembangkan lagi menjadi sebuah ilmu pengetahuan baru yang
dapat dimanfaatkan bagi kemaslahatan manusia. Berbagai cara digunakan untuk
mengembangkan pengetahuan ataupun mencari ilmu pengetahuan baru. Salah satu
cara untuk mengembangkan pengetahuan tersebut adalah penelitian.
Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain
penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang
menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar
dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar
seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang
bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas. Manfaat desain penelitian akan dirasakan oleh semua pihak yang terlibat
dalam proses penelitian, karena dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
proses penelitian.
Selain itu, agar sebuah penelitian memiliki batasan-batasan dan dapat
disusun secara terstruktur dan terkonsep dengan baik, maka diperlukan sebuah
metode penelitian. Mengingat betapa pentingnya Desain Penelitian bagi sebuah
penelitian, maka kelompok kami akan membahas mengenai Desain Penelitian dalam
Makalah ini.
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
DESAIN
PENELITIAN
A.
PENGERTIAN
Secara umum
proposal penelitian dan desain penelitian tidak berbeda, namun berdasarkan
pengalaman secara umum kedua istilah ini berbeda. Letak perbedaannnya adalah
pada kebiasaan penggunaan kedua (proposal-desain) istilah itu yang sudah salah
kaprah sejak semula. Kata proposal semestinya dugunakan untuk usulan-usulan
penelitian yang memang masih membutuhkjan persetujuan pembiayaan sedangkan
usulan-usulan penelitian mandiri atau usulan penelitian skripsi, tesis maupun
disertasi diperguruan tinggi seyogianya langsung saja disebut proposal (usulan)
desain penelitian.
Perbedaan
proposal penelitian dan desain penelitian, tidak begitu tajam danb pada
dasarnya bersifat gradual. Karena itu, perbedaan yang bersifat demikian
terkadang orang menyamakan proposal penelitian dengan desain penelitian.
Perbedaaan materi proposal penelitian dengan desain penelitian hanyalah karena
proposal penelitian dalam rangka mencari sponsor—tertama masalah anggaran,
sedangkan desain penelitian dibuat sebagai rancangan, format, pedoman, aturan
main atau acuan penelitian yang akan dikerjakan. Dalam kasus penelitian yang
menunggu persetujuan [proposal dana, maka desain penelitiannya dibuat setelah
desain penelitiannya disetujui.[1]
Desain
artinya rencana, dalam Kamus Ilmiah Populer disebutkan Desain: Rancangan
(model).[2]
tetapi apabila dikaji lebih lanjut kata itu dapat berarti pula pola,
potongan, bentuk, model, tujuan dan maksud (Echols dan Hassan Shadily,
1976:177). Sedangkan Lincoln dan Guba (1985:226) mendefinisikan rancangan
penelitian sebagai usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara
luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan
dengan unsur masing-masing. Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu
Hadjar (1999:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang
digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab
pertanyaan penelitian.
Desain dari
penelitian adalah semua proses yang diperlukan dallam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian
hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja. Dalam pengertian yang lebih
luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut.
a.
Identifikasi dan pemilihan masalah
penelitian
b.
Pemilihan kerangka konseptual untuk
masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya
c.
Mempormulasikan masalah penelitian
termasuk membuat spesifikasi tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis
untuk diuji.
d.
Membangun penyelidikan atau percobaan
e.
Memilih serta memberi defevisi
terhadap pengukuran variabel-variabel
f.
Memilih prosedur dan teknik sampling
yang digunakan
g.
Menyusun alat serta teknik untuk
mengumpulkan data
h.
Membuat coding, serta mengadakan
editing dan prosessing data
i.
Menganalisis data serta pemilihan
prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi serta inferensi statistik.
j.
Pelaporan hasil penelitian, termasuk
peroses penelitian, diskusi serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan
dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran-saran dan kerja penelitian
yang akan datang.[3]
Desain
penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
dan pelaksanaan penelitian (Suchman, 1967: 307), dalam pengertian yang
lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data
saja.
Namun
demikian desain penelitian juga bermakna proses-proses penelitian yang dapat
dibagi dalam dua kelompok yaitu: (1) Perencanaan penelitian. Proses perencanaan
penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta rumusan masalah, sampai
dengan perumusan hipotesis serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang
ada. (2) Pelaksanaan penelitian atau proses operasional penelitian.[4]
Dalam
penelitian eksperimental, desain penelitian disebut desain eksperimental.
Desain eksperimen dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan validitas
internal maupun eksternal. Suharsimi Arikunto (1998:85-88) mengkategorikan
desain eksperimen murni menjadi 8 yaitu:
(1)control
group pre-test post test; (2) random terhadap subjek; (3) pasangan terhadap
subjek; (4) random pre test post test; (5) random terhadap subjek dengan
pre test kelompok kontrol post test kelompok eksperimen; (6) tiga kelompok
eksperimen dan kontrol; (7) empat kelompok dengan 3 kelompok kontrol; dan (8)
desain waktu.[5]
Dari
berbagai pendapat yang telah dikemukakan oleh para peneliti mengenai pengertian
desain penelitian, maka dapat ditarik kesimpulkan bahwa definisi desain
penelitian adalah sebuah kerangka kerja atau rencana untuk melakukan studi yang
akan digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan dan menganalisis data.
Kegiatan pengumpulan dan analisis data tersebut untuk menggali penyelesaian sebuah
permasalahan yang muncul. Rencana perlu dibuat agar pengumpulan data dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien, sehingga penelitian tersebut juga
dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi peneliti.
B.
MACAM-MACAM DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian tidak pernah dilihat sebagai ilmiah atau tidak
ilmiah, tetapi dilihat dari segi baik
atau tidak baik saja. Karena desain juga mencakup rencana studi, maska
didalamnya selalu ada Trade off antara kontrol atau tanpa kontrol,
antara opjectivitas dengan subjectivitas. Desain tergantung dari derajat
akurasi yang diinginkan, level pembuktian dari tingkat perkembangan dari bidang
ilmu yang bersangkutan.[6]
Beberapa ahli dan peneliti telah menggolongkan penelitian dalam
berbagai jenis (ragam) penelitian sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
menurut kepentingan penelitian ini. Di antaranya, bila dipandang dari
tujuan/maksud penelitian dikenal dengan adanya penelitian eksploratif,
penelitian pengembangan, atau penelitian verifikatif. Ditinjau dari pendekatannya
dikenal ada penelitian longitudinal dan penelitian cross sectional.
Namun secara umum, penelitian cenderung dibedakan atas penelitian Penelitian
Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif.[7]
Pengelompokan desain percobaan (penelitian.pen) yang menyeluruh
belum dapat dibuat dewasa ini, karena masing-masing ahli. Misalnya McGrath (1970)
mengelompokkan jenis desain penelitian atas lima, yaitu: percobaan dengan
kontrol, studi, survei investigasi dan penelitian tindakan.
DESAIN PELAKSANAAN PENELITIAN
Desain pelaksanaan penelitian meliputi proses pembuatan percobaan
ataupun pengamatan serta memilih pengukuran-pengukuran variabel. Memilih
prosedur dan teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkian data, kemudian
membuat coding, termasuk juga proses analisis data serta membuat
pelaporan.
Suchman (1967), dalam
Moh. Nazir, menyebutkan desain penelitian diatas dapat digolongkan kepada empat
macam dibawah ini.
1.
Desain
sampel
2.
Desain
alat (instrumen)
3.
Desain
administrasi, dan
4.
Desain
analisis[8]
C.
PERSYARATAN MASING-MASING
1.
Desain sampel
Desain samplel yang akan digunakan
dalam operasional penelitian amat tergantung dari pandangan efisiensi.
Dalam desain sampling ini termasuk:
a.
Mendefinisikan
populasi
b.
Menentukan
besarnya sampel, dan
c.
Menentukan
sampel yang representatif
Definisi dari sampling sangat tergantung dari hipotesis.
Dalam menentukan besaran sampel, pemilihannya perlu dihubungkan dengan tujuan
penelitian serta banyaknya variabel yang ingin dikumpulkan.[9]
Jika metode penelitian yang dipilih adalah metode Eksperimental,
maka dalam masalah desain sampling, penekanan lebih diarahkan kepada
pemilihan desain percobaan yang cocok. Dalam pemilihan desain percobaan ini
sipeneliti selalu dituntut oleh derajat akurasi yang ingin dicapai.[10]
2.
Desain
instrumen atau alat
Yang dimaksud dengan alat di sini adalah alat untuk mengumpulkan
data. Wwalau metode penelitian apa saja yang digunakan, masalah desain terhadap
alat untuk mengumpulkan data sangat menentukan sekali dalam pengujian
hipotesis.
Pemilihan alat harus dievaluasikan sebaik mungkin sehingga alat
tersebut cocok dengan informasi yang didinginkan untuk memperoleh data yang
cukup realiable. Kecuali dalam
penelitian percobaan, maka alat yang digunakan dalam penelitian sosial
(termasuk Pendidikan. Pen) sukar menjamin dapatnya validitas muthlaq dari
observasi data.
3.
Desain administrasi
Desain administrasi sangat tergantung kepada orang yang meneliti,
terhadap apa yamh ia teliti, dan seberapa besar anggaran yang diperlukan oleh
peneliti tersebut. Maka di sini kami tidak akan membahasnya.
4.
Desain
analisis
Secara ideal desain analisis sudah dikerjakan lebih dahulu sebelum
pengumpulan data dimulai. Jika desai dalam memformulasikan hipotesis sudah
cukup baik, maka desain analisis secara paralel dapat dikembangkan dari desain
merumuskan hipotesis tersebut. Hipotesis tersebut dianggap baik jika ia
konsisten dengan analisis yanmg akan dibuat.
Dalam desain analisis maka diperlukan sekali alat-alat yang
digunakan untuk membantu analisis. Penggunaan statistik yang tepat yang sesuai
dengan keperluan analisis haarus dipilioh sebaik-baiknya. Penggunaan statistik
sebagai alat analisis telah sangat berkembang, tetapi dalam analisis yang dilakukan,
jangan dilupakan asumsi-asumsi dasar yang ditempelkan pada penggunaan statistik
tersebut, serta kearah mana inferensi tersebut akan dibuat.[11]
MENDESAIN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF
Sebagai pelengkap dan secara ringkas, pemakalah akan memuat
beberapa hal yang berkaitan dengan desain penelitian terhadap penelitian
kuantitatif dan kualitatif, kemungkinan akan dapat membantu dan memperluas
wawasan kita.
1.
DESAIN
PENELITIAN KUANTITATIF
Pada rancangan desain kuantitatif dimulai dengan secara teknis
membicarakan masing-masing bagian. Adapun susunan desasinnya adalah sebagai
berikut:
o
JUDUL
PENELITIAN
o
LATAR
BELAKANG MASALAH
o
RUMUSAN
MASALAH
o
TUJUAN
PENELITIAN
o
MANFAAT
PENELITIAN
o
TINJAUAN
PUSTAKA
o
HIPOTESIS
PENELITIAN
o
KONSEP
PENELITIAN
o
PENENTUAN
VARIABEL DAN INDIKATOR
o
PENGUKURAN
o
SUMBER
DATA
o
METODE
PENGUMPULAN DATA
o
RANCANGAN
ANALISIS DAN METODE ANALISIS DATA
o
KESIMPULAN
o
PELAPORAN
(Sumber: Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatf)
2.
DESAIN
PENELITIAN KUALITATIF
o
JUDUL
PENELITIAN
o
TUJUAN,
KEGUNAAN PENELITIAN, ANGGAPAN DASAR
o
KAJIAN
LITERATUR
o
METODE
PENELITIAN
o
PENGUMPULAN
DATA
o
PENGANALISISAN
DAT
o
PENYUSUNAN
LAPORAN PENELITIAN
(Sumber: M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Desain atau rancangan yang dibuat oleh peneliti merupakan ancar-ancar
kegiatan yang akan dilaksanakan. Disini terlihat bahwa ruang lingkup metode
penelitian lebih luas daripada desain penelitian, dan desain penelitian masuk
dalam bagian dari metode
penelitian.
2.
Pengelompokan dapat dilihat dari sudut pandang perumusan masalah, metode
pengumpulan data, pengendalian variabel-variabel oleh peneliti, tujuan, serta
lingkungan studi.
3.
Sistematika penyusunan penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu
sistematika penyusunan penelitian kuntitatif dan kuantitatif.
4.
Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab Metode Penelitian
kuantitatif paling tidak mencakup
rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, pengumpulan
data, analisis data.
5.
Pada bahasan Metode Penelitian kuantitatif memuat
uraian tentang metode-metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional
yang menyangkut pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi
penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan
keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
6.
Sumber potensial kesalahan dalam proses penelitian secara keseluruhan
adalah kesalahan dalam perencanaan, pengumpulan data, melakukan analisis, dan
dalam pelaporan.
B. Saran
1.
Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan
penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah
yang jelas. Sehingga peneliti harus mampu membuat rancangan dengan baik dan
benar.
2.
Peneliti diharapkan mampu mencari metode yang tepat bagi penelitiannya dan
relevan dengan penelitian yang diteliti.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto.
Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1993.
Bungin.
Burhan, 2011, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmi-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. cet. 6
Hamid.
Farida, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Surabaya: Penerbit Apollo.
Moh.
Nazir, 2009, Metode Penelitian, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Subana
dan Sudrajat, 2009, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah,Bandung: CV Pustaka Setia.
[1] Burhan Bungin,
Metodologi Penelitian Kuantitatif. Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik
Serta Ilmi-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2011), cet. 6, hlm. 95
[2] Farida Hamid, Kamus
Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya: Penerbit Apollo), hal. 90
[3] Moh. Nazir, Metode
Penelitian, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 84-85
[4] Ibid
[5] Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1993.
[6] Moh. Nazir, Lop.
Cit.
[7] Subana dan
Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2009), hlm. 13
[8] Moh. Nazir, Lop.
Cit.. Hlm. 86
[9] Ibid. Hlm.
86
[10] Ibid.
Hlm. 87
[11] Ibid.
0 komentar:
Post a Comment